TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DENGAN RANTAI PASOK

A. Tantangan Menentukan Pemasok
     Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu:
1.Kompleksitas Struktur Supply Chain
   Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan
2. Ketidakpastiaan
    •Ketidakpastian permintaan
    •Ketidakpastian pasokan:
     lead time pengiriman, harga dan kualitas             bahan baku, dll.
    •Ketidakpastian internal: kerusakan mesin,           kinerja mesin yang tidak sempurna,                       ketidakpastian kualitas produksi dll.
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.

B. System Nilai atau Mengukur Performa
     Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu (Shcroeder, 2007):
1.Pengiriman
   Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman:       persentase pesanan dikirimkan secara                 lengkap dan tidak melewati pada tanggal             yang diminta oleh pelanggan.
2.Kualitas
   Ukuran langsung dari kualitas adalah                   kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui     beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur         terhadap apa yang pelanggan harapkan.               Pengukuran ini erat kaitannya dengan                   loyalitas pelanggan.
3.Waktu
   Waktu pengisian total dapat dihitung                     langsung dari tingkat persediaan. Jika kita           mengasumsikan ada tingkat penggunaan           konstan dari persediaan, maka waktu dalam       persediaan hanya tingkat persediaan dibagi         dengan tingkat penggunaan.
4.Fleksibilitas
   Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan         untuk mengubah volume atau bauran produk     dengan persentase tertentu atau jumlah.
5.Biaya
   Ada dua cara untuk mengukur biaya.                     Pertama, perusahaan dapat mengukur total         biaya pengiriman, termasuk manufacture,           distribusi, biaya persediaan tercatat, dan             biaya rekening membawa piutang.

C. Rantai Nilai dan Peran Strategic Pemasaran        Global
    Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut:
1.Inventory
    Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a.Cycle inventory
    Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).

b.Safety Inventory
   Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.

c.Seasonal Inventory
   Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.

2.Transportation
   Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut:
a.Modes of transportation
   Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:
•Pesawat Udara. Udara merupakan cara                transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki    biaya yang mahal.
•Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan      murah dengan fleksibilitas tinggi.
•Kereta. Kereta cara yang mudah yang                    digunakan untuk jumlah barang yang besar.
•Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat            tetapi sering menjadi pilihan yang paling              ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah          yang besar ke luar negeri.
•Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan    untuk menyalurkan minyak dan gas.

b.Route and network selection
    Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute pada tahap desain supply chain.

c.In house or outsource
   Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).

3.Fasilitas
   Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut:
a.Location
   Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.

b.Capacity
    Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya.

c.Operation methodology
    Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).

d.Warehouse methodology
    • Stock Keeping Unit (SKU) Storage yaitu,                gudang tradisional yang menyimpan segala        macam produk dalam suatu tempat.
    • Job Lot Storage yaitu, suatu metode                     penyimpanan persediaan dimana semua             produk-produk yang berbeda dibutuhkan             untuk suatu pekerjaan khusus atau                       memuaskan konsumen tipe khusus,                     disimpan bersama-sama.
    • Crossdocking yaitu, sebuah metode,                    dimana barang sebenarnya tidak disimpan          dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk          dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk                tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda        dari barang yang dipesan diangkut menuju          fasilitas perusahan, kemudian dari sana              dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan              dengan cepat diangkut ke retailer                          menggunakan truk-truk yang berisi barang-          barang yang beragam dari truk-truk                      sebelumnya.

4.Information
    Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a.Push versus Pull
   Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.

b.Cordinating and Information sharing
    Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.

c.Forecasting and Aggregate Planning
   Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.

d.Enabling Technologies
    Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
• Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
• Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.
• Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.
• Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.

D. Kriteria Keputusan
     Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep Outsourcing.
Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut  diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:

Alasan Membuat
1.Biaya produksi yang lebih rendah 

2. Pemasok kurang cocok

3. Memastikan pemasok yang memadai  dan manajemen

4. Pemanfaatan tenaga kerja berlebih

5.Memperoleh kualitas yang diinginkan

6.Menghilangkan kolusi pemasok

7.Memperoleh item yang unik

8.Mempertahankan bakat yang ada

9.Menjaga rancangan dan kualitas yang memadai 

10.Mempertahankan dan meningkatkan ukuran perusahaan

Alasan Membeli
1.Perolehan lebih rendah biaya

2.Menjaga komitmen pemasok

3.Mendapatkan keahlian teknis

4.Kapasitas tidak memadai

5.Mengurangi biaya persediaan 

6.Memastikan ada sumber daya alternatif

7.Kapasitas di perusahaan tidak mendukung

8.Pertukaran informasi

9.Item terlindung karena hak paten

10.Membebaskan manajemen menangani bisnis utama

Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan taktis.

2.Outsourcing
   Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product  dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.

E. Alternative Strategi Pemasok
     Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, strategi pemasok yaitu:
a. Local Optimization
    Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.

b. Incentives
    Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi semua anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan  promosi.

c. Large lots
    Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan sebenarnya. 
    Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order yang sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang mengakibatkan kenaikan biaya seperti inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan. 
      Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Mutual Agreement on Goal, suatu integrasi         rantai pasokan mensyaratkan lebih dari               kesepakatan dalam kontrak hubungan jual           beli, tetapi patner harus diapresiasikan                 tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai           pasokan sampai dengan konsumen akhir.           Hal  ini dapat terwujud apabila adanya                 pengertian tentang misi, strategi, dan tujuan       dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi       rantai pasokan adalah sesuatu yang                     menambah nilai tambah ekonomi dan                   memaksimalkan total konten produk.
2. Trust, merupakan hal kritis bagi efektifitas          dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari          rantai pasokan harus masuk kedalam                  hubungan yang membagi informasi dalam          rangka membangun kepercayaan. Hubungan      diantara pemasok akan lebih sekses jika              resiko dan penghematan biaya dibagi dan            aktifitas seperti riset konsumen, analisa              penjualan, peramalan, perencanaan produksi      merupakan aktifitas bersama.
3. Compatible Organizational Cultures, budaya        organisasi yang setara akan menjadikan              hubungan yang positif  diantara pembelian          dan penawaran apabila hal tersebut terjadi,          dan akan menjadi keunggulan riel dalam              pembuatan rantai pasokan. 

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif yaitu:
a. Accurate data,
    Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sharing: 
1. POS (Point Of Sales) informasi, sehingga           tiap anggota rantai dapat  menjadwalkan             secara efektif. 
2. CAO (Computer-Assisted Ordering).                     Dengan menggunakan keduanya maka                 pengumpulan data dan kemudian                         menyesuaikan dengan:  factor pasar,                     persediaan, order yang ada, serta                           mengirimkannya kepada supplier yang                 bertanggung jawab menjaga persediaan             barang akhir.

b. Lot Size Reduction, ini dilakukan oleh                  manajemen yang agresif dengan cara: 
1. Mengembangkan pengiriman yang ekonomis 
2. Memberikan diskon yang didasarkan total volume tahunan daripada ukuran pengiriman individual. 
3. Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian elektronik.

c. Singe Stage Control of Replenishment,
    Supervisor bertanggung jawab secara tetap  untuk memonitor dan mengelola inventory          untuk pengecer. Pendekatan ini mengarah          pada distorsi informasi dan peramalan                multiple yang menciptakan bullwhip effect.

d.Vendor Managed Inventory,
    Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen.

e. Postponement, yaitu menunda modifikasi          atau customization produk selama mungkin dalam proses produksi.

f. Channel Assembly, yaitu menunda perakitan      akhir suatu produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang.

g. Drop Shipping and Special Packaging, 
     Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari  supplier ke konsumen akhir berarti hemat waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai pengemasan yang khusus sesuai kebutuhan konsumen.

h. Blanket Order, merupakan komitmen                  pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai kebutuhan saja.

i. Standardization, yaitu pengurangan jumlah          variasi material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya.

j. EDI (Electronic Data Interchange),                       merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping Notice) yang mana notis pengiriman dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli.

k. Pemilihan Vendor
     Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna.
Agar hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses yaitu:

1. Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai variabel atau factor yang dipertimbangakan untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi penilaian, setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.

2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi elektronik. 

3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based price model), yang mengharuskan  pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan harga pasar (market Based price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3) Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.

4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.

l. Pembelian - Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.
1. Tujuan Fungsi Pembelian
Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:
Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang dapat  diperoleh   secara eksternal. Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.
2. Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa. 
*Dalam lingkungan operasi produk barang, Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu.  Di perusahaan manufaktur,  Fungsi pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi dari produk- produk yang dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian yang    mengevaluasi ietm yang dibeli.
*Dalam lingkungan jasa, Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil serta perlengkapan.
Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang harus dimiliki antara lain: 
1. Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan yang ada baik dari ketrersediaan komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar. 
2. Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman komponen dan produk akhir.  
3. Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local mengenai cara menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen dan  isu politik. (Hendra Poerwanto G).


Referensi :
Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press, Bogor.

Supranto, Johanes. (1998). "Teknik Pengambilan Keputusan". Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Komentar

Postingan Populer